Plengsengan di Dam Kapi Kademangan Ambrol, Warga Khawatir Rumah Roboh

portalbromo.com, Probolinggo – Plengsengan di Sungai Legundi Dam Kapi, Jalan Kiyai H. Fadhol, Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo Jawa Timur, dilaporkan ambrol. Peristiwa ini membuat warga setempat khawatir rumah mereka ikut ambruk akibat erosi tanah.

Plengsengan yang terbuat dari campuran semen dan batu tersebut ambrol sepanjang 10 meter. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada Kamis malam (19/12/2024) atau Jumat dini hari (20/12/2024), dan baru diketahui warga pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Slamet (51), warga yang rumahnya berada sekitar 4 meter dari lokasi plengsengan yang ambruk, mengaku was-was. “Ini sudah dua kali terjadi. Yang pertama dulu sudah diperbaiki, tapi sekarang ambruk lagi,” katanya saat ditemui pada Sabtu pagi (21/12/2024).

Ia khawatir, jika plengsengan tidak segera diperbaiki, tanah di sekitarnya akan terus terkikis hingga mengancam pondasi rumahnya. “Kalau musim hujan, kami selalu cemas. Dulu pernah ada rumah warga di sebelah utara yang ikut ambruk karena plengsengan runtuh,” ujarnya.

Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. “Kami ingin ada perbaikan yang serius, jangan hanya perbaikan kecil saja. Ini kan sudah bangunan lama,” imbuh Slamet.

Pada Sabtu pagi (21/12/2024), Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Kota Probolinggo, Sunarko, meninjau lokasi. Menurutnya, plengsengan ini berada di bawah kewenangan SDA PUPR Jawa Timur.

Sunarko menjelaskan, ambrolnya plengsengan diduga disebabkan oleh aktivitas hewan biawak yang mencakar struktur plengsengan serta tekanan dari aliran air limbah rumah tangga. “Ada banyak paralon di sekitar lokasi. Kemungkinan tekanan dari aliran air tersebut menjadi salah satu penyebabnya,” ungkapnya.

Plengsengan di sepanjang Sungai Legundi ini diketahui dibangun pada tahun 2010. Namun, selama ini hanya dilakukan perbaikan pada beberapa titik darurat. “Kami sudah melaporkan kejadian ini ke SDA PUPR Jawa Timur. Tugas kami hanya meninjau dan memberikan laporan,” pungkas Sunarko.

Warga kini berharap ada langkah cepat dari pihak terkait untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, terutama menjelang musim hujan yang dapat memperburuk kondisi.(mik)