Rapat Bareng SKPD, DPRD Tetapkan Plasi Bawang Merah

portalbromo.com – Menanggapai aduan masyarakat terkait tingginya nilai plasi pada transaksi jual beli bawang merah di kabupaten Probolinggo, komisi dua DPRD kabupaten Probolinggo gelar rapat bareng sejumlah pihak di pasar bawang Dringu, Senin ( 13/06/2022).

Sekedar diketahui, plasi adalah potongan berat barang timbangan yang diberlakukan pedagang kepada petani bawang merah, saat ini plasi yang berlaku adalah potongan 15 sampai 20 kg setiap satu kwintal.

Tampak hadir di rapat , ketua dan Sekretaris komisi dua, Sugito dan Reno Handoyo, camat Dringu Ulfiningtyas, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, Dinas Pertanian, Dinas Perekonomian, Satgas Pangan kabupaten Probolinggo, HKTI, perwakilan Polres dan Kodim, serta para perwakilan pedagang petani bawang merah di kabupaten Probolinggo.

Sugito menyampaikan, bahwasanya rapat terbatas tersebut meyangkut permasalahan plasi jual beli bawang merah yang dinilai terlalu tinggi, sehingga para petani selaku pihak yang merasa dirugikan mengadu kepada DPRD kabupaten Probolinggo.

“Ini terkait plasi yang dinilai tinggi sehingga merugikan para petani sebagai penghasil bawang merah. Dalam pembahasan nanti kita berupaya menghasilkan keputusan yang memberikan kebaikan kepada semua pihak, baik pedagang maupun petani” kata Sugito di pembukaan rapat.

Hazin Nur sala satu peserta rapat perwakilan dari petani mengatakan plasi yang berlaku saat ini dirasa sangat memberatkan, hal tersebut dinilai tidak sebanding dengan upaya petani dalam mendapatkan hasil.

“Biaya untuk penanaman bawang sangat tidak sedikit, itupun jika berhasil, karena sesungguhnya tidak ada rumus yang pasti untuk bisa mendapatkan hasil bawang yag sempurna, dengan operasional yang tinggi serta resiko rentan, masih ditambah plasi lantas kita dapat apa” katanya.

“Saat ini plasi dari pedagang itu naik 100 persen. Dimana, pada tahun 2010 lalu, plasi hanya mendapat potongan dari pedagang sebanyak 5,5 kilogram/kwintalnya. Kemudian pada 2015 naik 12 kilogram/kwintal. Dan saat ini potongan berat perkwintal menjadi 20 kilogram,” jelas Hazin Nur.

Ditengah diskusi antara pegadang, petani dan segenap SKPD, DPRD melalui komisi dua Reno Handoyo menengai, bahwasanya merujuk pada hasil pembahasan, penetapan plasi untuk kabupaten Probolinggo 7.5 persen per satu kwintal adalah jalan terbaik.

“Melihat hasil dari pembahasan, baik dari para petani, pedagang, dan segenap SKPD dan lembaga yang saat ini hadir, bagaimana jika plasi kita tetapkan 7.5 persen atau 7.5 kilo per satu kwintal. Jadi jika satu kali timbangan adalah dua kwintal, maka plasinya 15 kilo gram” ucap Reno Handoyo.

Sontak usulan tersebut di amini oleh semua pihak dalam rapat. Bahkan dalam rapat Reno menyampaikan DPRD sebagai kepanjangan dari masyarakat kepada pemerintah membuka pintu dengan lebar jika nanti ditemukan ada pihak-pihak yang keluar dari kesepakatan yang telah ditetapkan.

“Sebagaimana tupoksi DPRD sebagai penampung aspirasimasyarakat, silakan para petani mengadukan ke DPRD jika nanti ditemukan perihal yang tidak sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan, kita siap mengawal” lanjutnya.

Kepala dinas koperasi mengatakan, angka plasi 7.5 persen adalah tertinggi di banding dengan tempat lain diluar Probolinggo, namun hal itu angka yang tepat.

“Yang perlu diketahui oleh pedagang, angka 7.5 persen tersebut adalah angka tertinggi dibanding dengan daerah lain di luar kabupaten Probolinggo, tapi saya rasa itu penetapan yang cukup realistis” ungkapnya.

Usai ditentukan kesepakatan angka plasi, segenap SKPD langsung menindaklanjuti, mulai dari pembuatan surat keputusan bersama, hingga sosialisasi kepada para pihak yang berkepentingan.

“Toongg bapak kepala pasar, segera dibuatkan baner, dipasang di depan terkait hasil dari rapat hari ini, keputusan berlaku mulai ini ya pak”. ucap Reno kepada kepala pasar bawangan Dringu saat penutupan rapat.(mr)